}

Pengunjung

Kamis, 28 November 2013


Ayah…






Ayah, begitu kita memanggilnya. Nama yang sederhana. Nama yang selalu mengikuti perjalanan hidup kita. Siapa yang tak kenal sebutan nama ini? Semua orang tahu dan semua orang mengenal nama ini. Sekalipun mereka belum pernah bertemu dengannya. Pasti mereka akan tahu dengan sebutan nama itu.
Sebelum kehadiran kita di muka bumi. Ayah selalu mendambakan, membayangkan dan tersenyum bahagia sambil berkhayal jika kita telah hadir dalam kehidupannya. Bahagia; itu yang ada dalam pikiran seorang ayah.
Mari kawan, kita kembali mengingat? Bagaimana ketika ayah kita menunggu kehadiran adik kita yang masih dalam kandungan ibu. Ayah adalah orang pertama yang akan sibuk kesana kemari mengais rejeki. Tidak peduli panas, dingin ataupun sakit. Atau pun akan mengais rejeki dengan berhutang kepada orang lain? Demi seorang anak yang akan hadir melengkapi kebahagian hidupnya. Segala persiapan menyambut kelahiran kita. Kebutuhan kita dari ujung kepala hingga ujung kaki, ayah selalu katakan siap untuk memenuhi semuanya. Agar kita merasa aman, tenang dan hangat saat lahir.
Ketika kita hadir menatap muka bumi. Terlihat ayah ada di samping ibu. Menemani ibu menyambut kita. Kebahagiaan yang luar biasa dirasakan oleh seorang ayah ketika kita hadir dengan selamat. Senyum, wajah yang riang. Atau perasaannya lebih dari itu, saking senangnya. Dipeluk, ditimang-timang, dipuji-puji oleh ayah. Puja dan puji syukur terhatur dari mulut seorang ayah melihat kita hadir.
Tetapi ayah tidak akan berhenti begitu saja. Ayah selalu berjuang untuk memenuhi kebutuhan kita. Karena kita begitu berarti untuk ayah. Apapun akan dilakukan untuk kita, hanya untuk melihat kita bahagia.

Rabu, 27 November 2013


MEMOTIVASI DIRI SENDIRI


Tidak sedikit dari kita yang selalu mengeluh. Dan tidak sedikit pula diantara kita  yang terlalu jauh berputus asa. Mengapa demikian? Adakah yang salah? Pernah suatu ketika saya bertemu dengan seorang teman, sebut saja namanya Rudi (bukan nama asli). Dia sedang duduk termenung. Biasanya kalau orang sedang duduk termenung pasti….have a problems . hehehe
To the point ja. Saya bertanya padanya, apa yang terjadi. Saya pun tersenyum mendengar jawabannya. Begini jawabannya, “aku bingung dengan masalahku sekarang. Gak tau harus gimana? Aku butuh motivasi dari orang supaya aku bangkit!”
Dari kalimat yang disampaikan tersebut ada beberapa masalah yang sangat fatal jika itu dilakukan oleh setiap orang. Dengan cara mengambil sikap seperti itu, maka kita akan sulit untuk mengambil solusi disetiap masalah yang dihadapi, bukan mendapatkan solusi malah mempersulit keadaan. Jika kita bersikap seperti itu, berikut masalah yang dapat menambah masalah dari sikap yang kita ambil.
1.      Tidak Percaya Diri
Why? Ya, jika Anda mengambil sikap seperti itu. Berarti Anda tidak percaya terhadap kemampuan diri sendiri. Anda telah memvonis diri sendiri, bahwa Anda tidak mampu menyelesaikan masalah. Jika Anda percaya dengan kemampuan Anda untuk menyelesaikan atau menemukan solusi pasti Anda akan bergerak mencari solusi BUKAN MERENUNG dan BINGUNG.

2.      Mudah Menyerah
Kalimat mengeluh merupakan tanda tidak percaya atas kemampuan diri sendiri. Kalau sudah tidak percaya dengan diri sendiri, pasti akan mudah menyerah. Orang lain mampu melangkah, mengapa kita tidak.
Nah, itulah penyebab Anda yang tidak memiliki semangat atau motivasi untuk menemukan solusi. Jadi motivasi diri sendiri sangat penting. Jangan menunggu motivasi dari orang lain. Percayalah diri Anda motivator terbaik untuk diri Anda sendiri.

Selasa, 26 November 2013


PEMUDA YANG ENTERPRENEURSHIP


Pemuda dalam Perspektif Sejarah
Pemuda adalah jiwa seorang insan manusia yang memiliki ketangguhan dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan revolusi dan renovasi peradaban bangsanya menuju arah yang lebih baik.  Kaum muda merupakan sosok yang penting dalam setiap perubahan, Karena kaum muda bergerak atas nilai-nilai idealisme dan moralitas dalam melihat persoalan yang ada, demi tercapainya kesejahteraan bangsa. Mereka adalah sosok yang merindukan perubahan dan sesuatu yang baru dalam hidup ini. Karena itu tidak berlebihan jika seorang founding father bangsa ini, Ir. Soekarno, berkata “Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku satu  pemuda niscaya akan aku guncangkan dunia.”
Mengapa harus pemuda yang Soekarno pilih? Jawaban yang tepat adalah karena pemuda yang selalu bersikap kritis terhadap berbagai situasi yang terjadi di masyarakat, golongan yang penuh semangat dan gairah, seperti yang disebut di muka golongan yang memiliki idealisme tinggi demi tercapainya kesejahteraan bangsa serta golongan yang dinamis dan kaya akan kreativitas. Selain itu pemuda juga merupakan golongan yang nantinya akan meneruskan kemana Negara Indonesia ini akan berjalan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan merupakan satu hal yang wajar untuk terjadi adanya globalisasi membawa berbagai macam perubahan dalam jiwa pemuda-pemuda Indonesia calon penerus bangsa. Ada perubahan-perubahan itu yang sifatnya baik, namun tidak sedikit pula perubahan-perubahan yang sifatnya membawa pemuda-pemuda Indonesia pada keterpurukan.
Sejarah sesungguhnya telah mengungkapkan satu fakta bahwa Indonesia bukan saja bangsa yang besar karena kekayaan alamnya maupun kestrategisannya, melainkan juga adanya peranan signifikan dari pemuda-pemuda bangsa. Tanpa adanya campur tangan pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa, saat ini kita tidak dapat merasakan nikmatnya kemerdekaan yang indah tanpa adanya penjajahan serta ketidakadilan penguasa negeri ini. Kita dapat melihat pada masa lalu pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung dalam Perhimpunan Indonesia kembali ke tanah air. Karena kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat situasi politik yang dihadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Dari kebangkitan kaum pelajar, mahasiswa intelektual dan aktivis pemuda itulah munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Dan masih sangat banyak lagi sejarah yang membuktikan bahwa pemuda memiliki peranan penting dalam kesejahteraan bangsa dan Negara Indonesia.
Pemuda Bermental Enterpreneurship
Momentum 28 Oktober 1928 yang diperingati sebagai sumpah pemuda sudah sepatutnya menjadi bahan renungan bagi setiap pemuda Indonesia tentang permasalahan bangsa, khususnya berkaitan dengan permasalahan yang di hadapi oleh pemuda itu sendiri seperti tingginya tingkat pengangguran. Ini merupakan dilema yang sangat akut bahkan menjadi momok yang sangat mengkhawatirkan hingga saat ini.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam mengatasi persoalan pengangguran di kalangan pemuda itu sendiri. Pemerintah telah menggalakkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dan sudah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 60/2003 tentang susunan organisasi, personalia, dan mekanisme kerja lembaga permodalan kewirausahaan pemuda (LPKP).  PP Nomor: 60/2003 tersebut ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 September 2013 lalu.  Kebijakan tersebut dilakukan pemerintah bertujuan untuk menyukseskan semangat gerakan kewirausahaan nasional. Sebab Negara Indonesia memiliki jumlah pengusaha yang masih tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.
Bayangkan sekitar 240 juta penduduk Indonesia, hanya 1,26 persen yang memilih untuk berwirausaha. Padahal menurut Sosiolog David McClleand, suatu Negara disebut makmur jika mempunyai wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduknya. Bisa kita katakan artinya kita masih membutuhkan 1,77 juta wirausahawan baru untuk mencapai batas minimal tersebut. Demikian juga dikatakan oleh Joseph Schumpeter, seorang ahli ekonomi pembangunan yang melihat dinakmika dan kemajuan ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh pasokan wirausahawan yang dimilikinya.

Jadi, persoalan minimnya pasokan wirausaha yang dimiliki negeri kita saat ini, terkendala oleh beberapa persoalan besar sekaligus menjadi tantangan dunia kewirausahaan seperti akses permodalan, akses pasar, regulasi/birokrasi dan kapasitas sumber daya manusia(SDM). Tentu saja persoalan ini menjadi potret suram dari dunia bisnis kita saat ini.  Namun demikian pemerintah tetap optimis dengan menargetkan pada 2025 akan ada 25 juta wirausahawan muda di negeri ini. Pemerintah juga berjanji akan bergerak untuk menyelesaikan beberapa persoalan tersebut dengan mempermudah dan teknologi(sumber: ekbis.sindonews.com, 3/10/2013).
Hal ini sesuai dengan imbauan para pebisnis se- Asia Pasifik dalam pertemuan mereka di Pekan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Nusa Dua, Bali beberapa waktu yang lalu. Oleh sebab itu, langkah aplikatif, lahirnya PP Nomor: 60/2013 tentang pembentukan LPKP merupakan strategis pemerintah untuk meminimalisir kendala bagi wirausaha muda pemula.
Maka dengan adanya kebijakan tersebut mari kita jadikan sebagai pemicu bagi pemuda agar pemuda Indonesia bermental Enterpreneurship. Pemuda sebagai pewaris keberlangsungan masa depan bangsa tentu harus mengembangkan diri menjadi sumber daya manusia yang unggul supaya memiliki peran signifikan bagi kemajuan bangsa kelak. Khususnya menjadi pemuda yang bermental entrepreneurship untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.



Minggu, 24 November 2013

SURAT UNTUK SANG GARUDA
 
Cucuran peluh keringat mengalir di keningmu
Merayap-rayap, hilir mudik, dan menari-nari
membelai kening dan pipimu yang tersengat oleh surya
Tak jera olehmu, ayah ibu
Bukan adinda menutup hati
Tampak  ayah ibu telah senja
Fenomena gelisah dan iba
Mulai menggerogoti untaian karang impianku
 
Kristal wajahmu diselimuti keraguan atas impianku
Rasa dosa mencabik-cabik pikiranmu
Seolah semua salahmu
Seolah engkau tak berharga
Seolah engkau tak membahagiakan ananda
Ayah ibu
Ananda tidak menyesali nasib
Ananda tidak menuntut tanggungjawabmu
Cukup kerutan di dahi, wajah dan badanmu
Saksi usiamu atas hidupku
Cukup koyakan kulit telapak tangan dan kakimu
Saksi rintihan sakitmu atas hidupku
 
Ayah ibu
Anakmu tak berdaya melihat engkau merasa berdosa
Anakmu tak berdaya melihat engkau gundah gulana
Anakmu tak berdaya melihat engkau merintih
Anakmu tak berdaya melihat engkau kesakitan
 
Ananda akan menancapkan tongkat penggapai cita
Ananda akan menyulam kesabaran dalam dada
Ananda akan menggoreskan nama ayah ibu dalam hati
Ananda akan mengingat bingkisan nasehat engkau
Hingga Ananda menyeret kesuksesan di hadapan engkau
 
Ayah ibu
Kini Ananda sedang merajut cita dalam untaian pendidikan
Merajut cita dengan penuh keluh kesah
Biarlah kaki ini menapaki sesaknya rotasi kehidupan
Biarlah jemari ini meniti rupa alam keterbatasan
Duri kehidupan bukan pangkal kegagalan
Duri kehidupan adalah pemicu sepercik api
Yang akan melompat untuk lebih menyala
 
Ayah ibu
Jejak waktu  akan terlewati oleh ananda
Detak denyut masa tidak akan lengah
Setapak buta tetap ananda lintasi
Ananda akan menyibak keterbatasan di dalam perjuangan
Hingga engkau tersenyum atas keberhasilan Ananda
 
Wahai negeri untaian khatulistiwa
Yang membentang kokoh
Lautan hijau merias wajahmu
Di dalam wajahmu tercium semerbak kekayaan
Semerbak yang tak lekang oleh sejarah
 
Gunung menjulang perkasa
Batu bara tersusun kokoh
Minyak merekah dan gemerlap
Emas terhampar dan menebar
Timah bersemi dan kemilau
Simpanan kekayaan terukir setiap goresan tinta sejarah
Negeri yang begitu megah
Tetapi cerita hidup anak negeri ini terlukis resah
Membuat hati anak negeri ini semakin tergugah
Meraih cita harus dengan penuh keluh kesah
 
Ayah ibu
Izinkan ananda menitip surat kepada Sang Garuda
Surat catatan anak negeri kepada pemimpin negeri ini
Kami anak negeri meminta sokongan keadilan pendidikan
Untuk menipiskan keluh kesah anak negeri